Senin, 27 April 2020

  SELASA 28 APRIL 2020  
  MATERI PAI KLS XI SMK NUANSA

 Assalaamualaikum warahmatullahi wabarokatuh ...
 Alhamdulillahirobbil alamiin,wabihii nastaiin,alaa umuriddunya waddiin,wa ala alihi wasohbihii ajmaiin,ammaabadu.
 Anak anakku yg berbahagia,bersyukurlah kita masih bisa melaksanakan saum ramadhan 1441 H.mudah2n allah beri kemudahan untuk kita semua.aamiin.
 Anak anakku untuk materi hari ini kita akan bahas kaitan dg PUASA RAMADHAN.
bp berharap kalian bisa memberikan asumsinya kaitan dengan puasa dan tentunya puasa sekarang ini sangat berbeda dg puasa sebelumnya.naahhh... biar kalian berfikir. Bp pingin kalian memberikan azumsi ttg puasa sekarang.PERTANYAANNYA:
1. BAGAIMANA KIATNYA UNTUK TTP PUASA?
2. SEBUTKAN RUKUN PUASA?

 TULIS JAWABANNYA DIKOLOM KOMEN...

TERIMA KASIH.MUDAH2N SAUM KITA DITERIMA OLEH ALLAH SWT.AAMIIN.

 WASSALAMUALAIKUM WAROHMATULLAHI WABAROKATUH

Rabu, 22 April 2020

MMMARHAAMMAR
   MARHABAN YAA RAMADHAN.1441 H
SAMBUT RAMADHAN DENGAN BAHAGIA
1. Bersihkan Hati, Jernihkan Pikiran dan Sucikan perbuatan. Selamat Menunaikan Ibadah Puasa.
2. Selamat menjemput Ramadan, Anak-anakku. Semoga ibadah puasa kita dilancarkan dan keberkahan Ramadan dilimpahkan. Selamat menunaikan ibadah puasa.
3. Marhaban ya Ramadhan. Setitik tinta jadi noda. Setitik salah jadi dosa. Bulan penuh berkah segera tiba. Mari tekun ibadah di bulan puasa.
4. Mari kita manfaatkan sebaik-baiknya bulan yang penuh berkah ini. Agar kelak kita menjadi orang yang benar-benar mendapatkan kemenangan. Selamat menunaikan ibadah puasa.
5. Barang siapa yang bergembira atas datangnya bulan ramadhan, Allah telah mengharamkan jasadnya disentuh api neraka. Marhaban yaa ramadhan, selamat menunaikan ibadah puasa.

Senin, 20 April 2020

 Selasa 21 april 2020
Pembelajaran materi PAI kls Xl smk nuansa

Assalaamualaikum warohmatullahi wabarokaatuh...
  Au'dzubillah. Bismillah. Alhamdulillah
Pertama tama mari kita panjatkan puji dan syukur kehadirat ilahi robby .allah swt..yg begitu memberikan kenikmatan kepada kita semuanya..mudah2n kita semua selalu ada dalam lindungannya..aamiin yra.
 Shalawat dan salam kita curahkan kepada baginda alam penegak keadilan nabi besar muhammad saw.
 Anak-anakku yang dirahmati allah swt..dan begitu sangat2 bapa cintai...
Seperti biasa sebelum masuk kemateri... bapa berharap kalian biasakan untuk selalu membaca doa mau belajar dilanjutkan dg mmbaca ASMAAUL HUSNA. Silahkan untuk berdoa dulu......... terima kasih mudah2n allah swt memberikan kemudahan kpd kita semuanya dalam segala urusan kita. Aamiin yra.
 Anak-anakku yg dirahmati allah...
MATERI HARI INI adalah kalian semua beri komentar dikolom komentar kaitan dg materi yg kalian sudah pelajari ttg khutbah....komentari oleh kalian dan berikan argumentasinya sesuai dg syariat agama ttg pelaksanaan khutbah khususnya shalat jumat yg sekarang ini kita tahu...tidak shalat jumat tp bisa diganti dg shalat dzuhur dan dilaksanakan dirumah masing2..dikarenakan wabah virus corona yg terjadi saat ini. PERTANYAANNYA:
1. Berikan komentarnya apa dasarmya sehingga kita harus ttp diam dirumah
2. Apa pendapatnya ttg khutbah

ITU AJA YG HARUS KALIAN KOMENTARKAN DIKOLOM KOMENTAR.
LIVE JAM 9
 BP BALES KOMEN KALIAN

akhirnya kita memohon kpd allah swt. Agar kita semua bisa menghadapi ujian ini. Dab allah angkat segera wabah virus corona ini .sehingga kita leluasa dan khusu dalm beribadah dibulan ramadhan. Marhaban yaa romadhon..... allahumma baariklana fii sya'bana waballigna romadhon wahassil maqoosidanaa... aamiin

WALLAAHUL MUWAFIQ ILA AQWABITTHORIQ WASSALAMUALAIKUM WAROHMATULLAHI WABAROKATUH

Senin, 13 April 2020

SEBAGAI MAKHLUK TENTUNYA KITA HARUS MENGENAL DIRI KITA

PERBEDAAN HAWA DAN NAFSU


HAWA NAFSU, Dari kata ini sudah dapat difahami bahwa HAWA timbul dari NAFSU sebab kata HAWA dimudhafkan pada kata NAFSU, tidak mungkin diucapkan terbalik menjadi NAFSU HAWA... ^_^ sebagaimana memahami ayat ini :
وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى
"menahan NAFSU dari HAWA"
NAFSU = diri sendiri secara mutlaq
HAWA = keinginan-keinginan
HAWA NAFSU = keinginan diri
Selanjutnya kita fahami ayat 3-4 surat An-Najm berikut :
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى (3) إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى (4)
3. dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. 4. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). Dalam tafsir Jalalain disebutkan :
{ وَمَا يَنْطِق} بِمَا يَأْتِيكُمْ بِهِ {عَنِ الْهَوَى} هوى نفسه
fokus :
هوى نفسه
HAWA NAFSU nya, yakni Al-Qur'an itu bukan melalui HAWA yang timbul dari NAFSU beliau, melainkan WAHYU dari ALLAH.
> Hadlro Maut
Kembali ke pertanyaan... Apa bedanya HAWA dengan NAFSU" dalam beberapa literatur, yang dikonfrontir adalah antara NAFSU denga RUH, atau Hawa dengan syahwat, belum menemukan antara NAFSU dengan Hawa. Contoh:
الفرق بين الهوى والشهوة (1) : الفرق بينهما بأن الهوى يختص بالاداء والاعتقادات، والشهوة تختص بنيل المستلذات.
وفرّق بعض العلماء بين " النفس " و " الروح " فقال: " الروح " هو الذي به الحياة، و " النفس " هي التي بها العقل. فإذا نام النائم، قَبَضَ الله نفسه، ولم يقبض روحه. والروح لا يُقبض إلاّ عندَ الموتِ
> Mlaku Ndungkluk
Akal, Nafs Dan Hawa. Allah Ta’âlâ berfirman kepada orang-orang yang memiliki hati, “Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang yang memiliki hati.” (QS Qaf, 50:37). Dan ketika menyebut nafs Allah Ta’âlâ berfirman, “Sesungguhnya nafs itu selalu menyuruh kepada kejahatan...” (QS Yusuf, 12:53).
Allah berfirman kepada Musa as, “Salahkanlah nafs-mu, karena yang paling layak untuk disalahkan adalah nafs. Ketika bermunajat kepada-Ku, bermunajatlah dengan lisan yang shidq dan hati yang takut.”
Ketahuilah, setiap kali hati memiliki sesuatu yang baik, maka nafs pun memiliki hal serupa yang dapat mengaburkan. Sebagaimana Allah memberi hati keinginan (irâdah), maka Allah juga memberi nafs angan-angan kosong (tamanniy). Sebagaimana Allah memberi hati perasaan cinta (mahabbah), maka Allah memberi nafs hawa nafsu (hawâ). Sebagaimana Allah memberi hati harapan (rojâ`), maka Allah memberi nafs ketamakan (thoma’). Sebagaimana Allah memberi hati perasaan takut (khauf), maka Allah memberi nafs perasaan putus asa (qunûth). Perhatikan dan renungkan kata-kataku ini.
Salah satu contoh yang dapat memberikan gambaran jelas kepadamu adalah keadaan orang yang terlilit hutang. Kamu seringkali melihat orang yang tidak mau melunasi hutangnya. Namun ketika memperoleh harta, ia justru menyedekahkannya, dan tidak berusaha melunasi hutangnya. Itulah contoh perbuatan baik yang timbul dari nafs. Sebab, di antara sekian banyak jenis nafs, ada nafs yang suka melakukan murûah dan merasakan kenikmatan ketika memberi.
Orang yang nafs-nya seperti ini merasakan kenikmatan dalam memberi sebagaimana orang jahat merasakan kenikmatan ketika menolak permohonan pertolongan. Demikian pula halnya dengan mereka yang mengerjakan sunah, tapi meninggalkan yang wajib. Misalnya: orang yang mengerjakan ibadah haji berulang kali dengan uang halal dan haram serta mengabaikan ketakwaan dalam urusan-urusannya yang lain. Di antara mereka ada yang menunaikan ibadah haji dengan berjalan kaki, tapi meremehkan salat. Hasan Al-Bashri rhm berkata, “Ada seseorang berkata,’ Aku telah haji, aku telah haji.’ Kamu telah menunaikan ibadah haji, oleh karena itu sambunglah tali silaturahmi, bantulah orang yang sedang kesusahan, dan berbuat baiklah kepada tetangga.”
Contoh lain adalah orang-orang yang mencari harta haram kemudian membelanjakannya dalam kebaikan. Sebagaimana telah kuberitahukan kepadamu, semua perbuatan ini digerakkan oleh nafs, sama sekali tidak memiliki hubungan dengan hati.
Allah menjadikan “perbuatan yang dilakukan secara berlebih-lebihan” untuk nafs dan “perbuatan yang dikerjakan secara wajar” untuk hati. Jika kamu melihat perilaku, atau pencarian ilmu dan ibadah dikerjakan dengan tenang (thuma’ninah), maka ketahuilah bahwa perbuatan itu muncul dari hati dan pelakunya adalah orang berakal. Tetapi, jika kamu melihat seseorang yang perilaku, cara menuntut ilmu dan ibadahnya tidak dilakukan dengan tenang, pelakunya emosional dan bodoh, maka ketahuilah bahwa kegiatan itu digerakkan oleh nafs dan hawâ. Sebab, hawâ merusak dan menggoncangkan akal. Di mana pun berada, hawâ akan selalu merusak.
Demikianlah sifat hawâ. Jika hawâ berinteraksi dengan akal, hawâ akan merendahkan dan menggoyahkannya. Jika berinteraksi dengan agama, hawâ akan mengotori dan merusaknya. Sehingga kamu dapat melihat bahwa orang yang agamanya dan cara ber-sulûk-nya baik bila dikuasai oleh hawâ, urusannya menjadi kacau, keadaannya menjadi buruk dan dibenci masyarakat. Begitulah sifat kebatilan, ia akan merusak kebenaran, jika keduanya bercampur. Jika hawâ mampu merusak orang yang berakal dan beragama, lalu bagaimana menurutmu jika hawâ merasuki para pecinta dunia yang jiwanya lemah? Bagaimana keadaan mereka nanti?
Segala hal yang dirusak oleh hawâ dapat diperbaiki oleh akal, karena hawâ mempunyai tingkat setaraf dengan akal. Hawâ akan merendahkan dan menjerumuskan manusia, sebaliknya akal akan memuliakan dan meninggikannya. Sungguh besar perbedaan keduanya!
Kamu lihat orang yang dipengaruhi hawâ tampak seperti orang buta, tidak tahu jalan (menuju Allah). Hawâ menghambatnya dari mencari sesuatu yang memiliki hakikat, membuatnya tidak memikirkan akibat perbuatan yang ia lakukan, membuatnya suka bertengkar dan bermusuhan, membuang-buang umur dalam mencintai dan membanding-bandingkan keutamaan para imam.
Lain halnya dengan orang-orang yang berakal, mereka sibuk dengan diri mereka sendiri, menyempurnakan semua amal mereka dengan niat-niat yang baik, memanfaatkan waktu yang mereka miliki dengan sebaik-baiknya, berusaha keras untuk berbuat kebajikan, dan menyesali perbuatan baik yang tidak dapat mereka kerjakan.
(Memahami Hawa Nafsu, Îdhôhu Asrôri ‘Ulûmil Muqorrobîn, Putera Riyadi)
Catatan : Hawâ adalah makanan nafs. Hal ini membuat nafs sangat bergantung dan sulit melepaskan diri dari cengkeraman hawâ. Oleh karena itu, jauhilah hawâ dan bebaskanlah nafs-mu darinya. Sebab, hawâ akan menodai agama dan murûah-mu. Jika kamu perhatikan dan beda-bedakan semua peristiwa yang terjadi, maka akan kamu dapati bahwa hawâ-lah yang menjadi sumber segala fitnah dan bencana dalam peristiwa-peristiwa itu. Karena, hawâ merupakan sumber kebatilan dan kesesatan. Hawâ bak minuman memabukkan. Seseorang yang meneguknya akan dikuasai oleh minuman itu dan akan hilang akal sehatnya.
Murûah: usaha seseorang untuk melaksanakan semua hal yang dianggap baik dan menjauhi semua hal yang dianggap buruk oleh masyarakat.
> Mbah Jenggot II
Kesimpulanya aku jadi teringat cerita dan dongeng diwaktu kecil ketika Abu nawas dibawa ke pengadilan karena mengeluarakn pernyataan : ORANG PINTAR SELALU TIDAK SEPAKAT DAN TIDAK KOMPAK. Dia buktikan dengan memberikan pertanyaan kepada 7 orang pintar dan ahli yang terdiri dari ahli fisiologi, doktor, ahli hukum dan beberapa ahli dalam bidang yang berlainan untuk menjdadi saksi kebenaran ucapanya. Abu nawas berikan pertanyaan yang sangat mudah : APA ITU ROTI?
Mereka diminta menjawab dalam tulisan,lalu tulisan tersebut dikumpulkan. Ternyata jawaban mereka saling berlainan Orang pertama menjawab, roti adalah makanan. Orang kedua berpendapat, roti adalah gandum dan air. Orang ketiga yang alim menjawab, roti adalah kurnia Tuhan. Sedang ahli keempat menjawab, roti adalah adonan yang dipanggang.Orang kelima seorang ahli fisiologi memberikan jawaban, artinya berubah sesuai dengan fungsinya. Orang keenam menjawab, sejenis makanan yang bervitamin. Orang ketujuh menjawab, tidak seorang pun yang benar-benar tahu. ITULAH KESIMPULANYA ^__^  met saur semua orang-orang pintar.
Link Asal : > http://www.facebook.com/groups/piss.ktb.
INI MATERI MINGGU KEMAREN.
A. Pengertian Khutbah, Tabl³g, dan Dakwah
1.     Khutbah berasal dari kata:
bermakna memberi nasihat dalam kegiatan ibadah seperti; ṡalat (ṡalat Jumat, Idul Fitri, Idul Adha, Istisqo, Kusuf), wukuf, dan nikah. Menurut istilah, khutbah berarti kegiatan ceramah kepada sejumlah orang Islam dengan syarat dan rukun tertentu yang berkaitan langsung dengan keabsahan atau kesunahan ibadah. Misalnya khutbah Jumat untuk ṡalat Jum’at, khutbah nikah untuk kesunahan akad nikah. Khutbah diawali dengan hamdallah, salawat, wasiat taqwa, dan doa.
2.      Tabligh berasal dari kata:
yang berarti menyampaikan, memberitahukan dengan lisan. Menurut istilahtabliadalah kegiatan menyampaikan ‘pesan’ Allah Swt. secara lisan kepada satu orang Islam atau lebih untuk diketahui dan diamalkan isinya. Dalam pelaksanaan tablig, seorang mubaligh (yang menyampaikan tablig)

3.      Dakwah berasal dari kata:
yang berarti memanggil, menyeru, mengajak pada sesuatu hal. Menurut istilah, dakwah adalah kegiatan mengajak orang lain, seseorang atau lebih ke jalan Allah Swt. secara lisan atau perbuatan. Di sini dikenal adanya da’wah billisān dan da’wah bilhāl. Kegiatan bukan hanya ceramah, tetapi juga aksi sosial yang nyata. Misalnya, santunan anak yatim, sumbangan untuk membangun fasilitas umum, dan lain sebagainya.

B. Pentingnya Khutbah, Tabl³g, dan Dakwah
1. Pentingnya Khutbah

Khutbah memiliki kedudukan yang agung dalam syariat Islam sehingga sepantasnya seorang khatib melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Seorang khathib harus memahami aqidah yang ṡaḥihah (benar) sehingga dia tidak sesat dan menyesatkan orang lain. Seorang khatib seharusnya memahami fiqh sehingga mampu membimbing manusia dengan cahaya syariat menuju jalan yang lurus. Seorang khatib harus memperhatikan keadaan masyarakat, kemudian mengingatkan mereka dari penyimpangan-penyimpangan dan mendorong kepada ketaatan. Seorang khathib sepantasnya juga seorang yang ṡālih, mengamalkan ilmunya, tidak melanggar larangan sehingga akan memberikan pengaruh kebaikan kepada para pendengar.

2. Pentingnya Tablig
Salah satu sifat wajib bagi rasul adalah tablig, yakni menyampaikan wahyu dari Allah Swt. kepada umatnya.
Muslim punya tanggung jawab untuk meneruskan kebiasaan bertabligh tersebut.

3. Pentingnya Dakwah
Salah satu kewajiban umat Islam adalah berdakwah. Sebagian ulama ada yang menyebut berdakwah itu hukumnya farḍu kifayah (kewajiban kolektif), sebagian lainnya menyatakan farḍu ain.

C. Ketentuan Khutbah, Tabig, dan Dakwah
1. Ketentuan Khutbah
a. Syarat khatib
1) Islam
2) Ballig
3) Berakal sehat
4) Mengetahui ilmu agama
b. Syarat dua khutbah
1) Khutbah dilaksanakan sesudah masuk waktu dhuhur
2) Khatib duduk di antara dua khutbah
3) Khutbah diucapkan dengan suara yang keras dan jelas
4) Tertib
c. Rukun khutbah
1) Membaca hamdallah
2) Membaca syahadatain
3) Membaca shalawat
4) Berwasiat taqwa
5) Membaca ayat al-Qur’ān pada salah satu khutbah
6) Berdoa pada khutbah kedua
d. Sunah khutbah
1) Khatib berdiri ketika khutbah
2) Mengawali khutbah dengan memberi salam
3) Khutbah hendaknya jelas, mudah dipahami, tidak terlalu panjang
4) Khatib menghadap jamaah ketika khutbah
5) Menertibkan rukun khutbah
6) Membaca surat al-Ikhlās ketika duduk di antara dua khutbah
Keterangan:
a.       Pada prinsipnya ketentuan dan tata cara khutbah, baik ṡalat Jumat, Idul Fitri, Idul Adha, ṡalat khusuf, dan ṡalat khusuf sama. Perbedaannya terletak pada waktu pelaksanaannya, yaitu dilaksanakan setelah ṡalat dan diawali dengan takbir.
b.      Khutbah wukuf adalah khutbah yang dilaksanakan pada saat wukuf di Arafah. Khutbah wukuf salah satu rukun wukuf setelah melaksanakan alat zuhur dan ashar di-qaar. Khutbah wukuf hampir sama dengan khutbah Jumat. Perbedaannya terletak pada waktu pelaksanaan, yakni dilaksanakan ketika wukuf di Arafah.

2. Ketentuan Tablig
Tabligh artinya menyampaikan. Orang yang menyampaikan disebut muballig. Ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyampaikan ajaran Islam. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut.

a. Syarat muballig
1) Islam,
2) Ballig,
3) Berakal,
4) Mendalami ajaran Islam.
b. Etika dalam menyampaikan tabl³gh
1) Bersikap lemah lembut, tidak kasar, dan tidak merusak.
2) Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
3) Mengutamakan musyawarah dan berdiskusi untuk memperoleh kesepakatan bersama.
4) Materi dakwah yang disampaikan harus mempunyai dasar hukum yang kuat dan jelas sumbernya.
5) Menyampaikan dengan ikhlas dan sabar, sesuai dengan kondisi, psikologis dan sosiologis para pendengarnya atau penerimanya.
6) Tidak menghasut orang lain untuk bermusuhan, merusak, berselisih, dan mencari-cari kesalahan orang lain.

3. Ketentuan Dakwah

Dakwah artinya mengajak. Orang yang melaksanakan dakwah disebut da’i. Ada dua cara berdakwah, yaitu dengan lisan (da’wah billisān) dan dengan perbuatan (da’wah bilhāl). Ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan dalam berdakwah adalah seperti berikut.
a. Syarat da’i
1) Islam,
2) Ballig,
3) Berakal,
4) Mendalami ajaran Islam.

b. Etika dalam berdakwah:
1) Dakwah dilaksanakan dengan hikmah, yaitu ucapan yang jelas, tegas dan sikap yang bijaksana.
2) Dakwah dilakukan dengan mauiẓatul hasanah atau nasihat yang baik, yaitu cara persuasif (tanpa kekerasan) dan edukatif (memberikan pengajaran).
3) Dakwah dilaksanakan dengan memberi contoh yang baik (uswatun hasanah).
4) Dakwah dilakukan dengan mujādalah, yaitu diskusi atau tukar pikiran yang berjalan secara dinamis dan santun serta menghargai pendapat orang lain.
KEMBALI

A.     Periodisasi Sejarah Islam

Harun Nasution dalam buku Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya membagi sejarah Islam ke dalam tiga periode besar berikut.

1. Periode Klasik (650‒1250:  periode kejayaan Islam yang dibagi ke dalam dua fase, yaitu:
a. fase ekspansi, integrasi, (650‒1000),
b. fase disintegrasi (1000‒1250).
2. Periode Pertengahan (1250‒1800) : periode kemunduran Islam yang dibagi ke dalam dua fase, yaitu:
a. fase kemunduran (1250‒1500 M), dan
b. fase munculnya ketiga kerajaan besar (1500‒1800), yang dimulai dengan zaman kemajuan (1500‒1700 M) dan zaman kemunduran (1700‒1800).
3. Periode Modern (1800‒dan seterusnya) : periode kebangkitan umat Islam yang ditandai dengan munculnya para pembaharu Islam.

B.     Masa Kejayaan Islam

Masa kejayaan Islam terjadi pada sekitar tahun 650‒1250. Periode ini disebut Periode Klasik. Pada kurun waktu itu, terdapat dua kerajaan besar, yaitu Kerajaan Umayyah atau sering disebut Daulah Umayyah dan Kerajaan Abbasiyah yang sering disebut Daulah Abbasiyah.
-          Pada masa Bani Umayyah, perkembangan Islam ditandai dengan meluasnya wilayah kekuasaan Islam dan berdirinya bangunan-bangunan sebagai pusat dakwah Islam. Kemajuan Islam pada masa ini meliputi: bidang politik, keagamaan, ekonomi, ilmu bangunan (arsitektur), sosial, dan bidang militer.

-          Bani Abbasiyah ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan. Kemajuan Islam pada masa ini meliputi bidang ilmu pengetahuan, ekonomi, ilmu bangunan (arsitektur), sosial, dan bidang militer.

Faktor Kemajuan Islam :

*      Faktor internal:
1. konsistensi dan istiqamah umat Islam kepada ajaran Islam,
2. ajaran Islam yang mendorong umatnya untuk maju,
3. Islam sebagai rahmat seluruh alam,
4. Islam sebagai agama dakwah sekaligus keseimbangan dalam menggapai kehidupan duniawi dan ukhrawi.

*        Faktor eksternal :
1. Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu mengalami perkembangan dalam ilmu pengetahuan.
2. Gerakan Terjemah
Pada masa Periode Klasik, usaha penerjemahan kitab-kitab asing dilakukan dengan giat sekali. Pengaruh gerakan terjemahan terlihat dalam perkembangan ilmu pengetahuan umum terutama di bidang astronomi, kedokteran, filsafat, kimia, dan sejarah.

Selain faktor tersebut di atas, kejayaan Islam ini disebabkan pula oleh adanya gerakan ilmiah atau etos keilmuan dari para ulama yang ada pada Periode Klasik
tersebut, antara lain seperti berikut.

1.      Melaksanakan ajaran al-Qur’ān secara maksimal. (Berpikir)
2.      Melaksnakan isi hadis, di mana banyak hadis yang menyuruh kita untuk terus-menerus menuntut ilmu.
3.      Mengembangkan ilmu agama dengan berijtihad, ilmu pengetahuan umum dengan mempelajarai ilmu filsafat Yunani.
4.      Ulama yang berdiri sendiri serta menolak untuk menjadi pegawai pemerintahan.

Dari gerakan-gerakan tersebut di atas, muncullah tokoh-tokoh Islam yang memiliki semangat berijtihad dan mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan, antara lain:

1. Ilmu Filsafat
a. Al-Kindi (809‒873 M),
b. Al Farabi (wafat tahun 916 M),
c. Ibnu Bajah (wafat tahun 523 H),
d. Ibnu Thufail (wafat tahun 581 H),
e. Ibnu Shina (980‒1037 M),
f. Al-Ghazali (1085‒1101 M),
g. Ibnu Rusd (1126‒1198 M).

2. Bidang Kedokteran
a. Jabir bin Hayyan (wafat 778 M),
b. Hurain bin Ishaq (810‒878 M),
c. Thabib bin Qurra (836‒901 M),
d. Ar-Razi atau Razes (809‒873 M).

3. Bidang Matematika
a. Umar Al-Farukhan,
b. Al-Khawarizmi.

4. Bidang Astronomi
a. Al-Farazi: pencipta Astro lobe
b. Al-Gattani/Al-Betagnius
c. Abul Wafa: menemukan jalan ketiga dari bulan
d. Al-Farghoni atau Al-Fragenius

5. Bidang Seni Ukir
Badr dan Tariff (961‒976 M)

6. Ilmu Tafsir
a. Ibnu Jarir ath Tabary,
b. Ibnu Athiyah al-Andalusy (wafat 147 H),
c. As Suda, Muqatil bin Sulaiman (wafat 150 H),
d. Muhammad bin Ishak dan lain-lain.

7. Ilmu Hadis
a. Imam Bukhori (194‒256 H),
b. Imam Muslim (wafat 231 H),
c. Ibnu Majah (wafat 273 H),
d. Abu Daud (wafat 275 H),
e. At-Tarmidzi, dan lain-lain.

C.     Tokoh-Tokoh pada Masa Kejayaan Islam

1.      Ibnu Rusyd (520595 H)

Abu Al-Walid Muhammad Ibnu Rusyd, lahir di Cordova (Spanyol) pada tahun 520 H. dan wafat di Marakesy (Maroko) pada tahun 595 H. Beliau menguasai ilmu fiqh, ilmu kalam, sastra Arab, matematika, fisika astronomi, kedokteran, dan filsafat. Karya-karya beliau antara lain: Kitab Bidayat Al-
Mujtahid (kitab yang membahas tentang fiqh), Kuliyat Fi At-Tib (buku tentang kedokteran yang dijadikan pegangan bagi para mahasiswa kedokteran di Eropa), Fasl al-Magal fi Ma Bain Al-Hikmat wa Asy-Syariat. Ibnu Rusyd berpendapat antara filsafat dan agama Islam tidak bertentangan, bahkan Islam menganjurkan para penduduknya untuk mempelajari ilmu Filsafat.


2.      Al-Ghazali (450505 H)
Abu Hamid al-Ghazali, lahir di Desa Gazalah, dekat Tus, Iran Utara pada tahun 450 H - 505 H (di Tus). Beliau belajar di Madrasah Imam AI-Juwaeni. Setelah beliau menderita sakit, beliau ber-khalwat (mengasingkan diri dari khalayak ramai dengan niat beribadah mendekatkan diri kepada Allah Swt.) dan kemudian menjalani kehidupan tasawuf selama 10 tahun di Damaskus, Jerusalem, Mekah, Madinah, dan Tus.
Adapun jasajasa beliau terhadap umat Islam antara lain sebagai
berikut.
a. Memimpin Madrasah Nizamiyah di Bagdad dan sekaligus sebagai guru besarnya.
b. Mendirikan madrasah untuk para calon ahli fiqh di Tus.
c. Menulis berbagai macam buku yang jumlahnya mencapai 288 buah, mengenai taṡawwuf, teologi, filsafat, logika, dan fiqh.
Di antara bukunya yang terkenal, yaitu Ihyā 'Ulūm ad-D³n, yakni membahas masalah-masalah ilmu akidah, ibadah, akhlak, dan taṡawwuf berdasarkan al- Qur’ān dan hadis. Dalam bidang filsafat, beliau menulis tahāfu al-Falāṡ³fah (tidak konsistennya para filsuf). Al-Ghazali merupakan ulama yang sangat berpengaruh di dunia Islam sehingga mendapat gelar Hujjatul Islām (bukti kebenaran Islam).

3.      AI-Kindi (805873 M)
Nama lengkapnya Yakub bin Ishak AI-Kindi, lahir
di Kufah pada tahun 805 M dan wafat di Bagdad pada tahun 873 M. AI-Kindi termasuk cendekiawan muslim yang produktif. Hasil karyanya di bidang-bidang filsafat, logika, astronomi, kedokteran, ilmu jiwa, politik, musik, dan matematika. Beliau berpendapat, bahwa filsafat tidak bertentangan dengan agama karena sama-sama membicarakan tentang kebenaran. Beliau juga merupakan satu-satunya filosof Islam dari Arab. Ia disebut Failasuf al-Arab (filosof orang Arab).

4.      AI-Farabi (872950 M)
Nama lengkapnya Abu Nashr Muhammad Ibnu Tarkhan Ibnu Uzlag AI-Farabi, lahir di Farabi Transoxania pada tahun 872 M dan wafat di Damsyik pada tahun 950 M. Beliau keturunan Turki. Al-Farabi menekuni berbagai bidang ilmu pengetahuan, antara lain: logika, musik, kemiliteran,
metafisika, ilmu alam, teologi, dan astronomi. Di antara karya ilmiahnya yang terkenal berjudul Ar- Royu Ahlul al-Mad³nah wa aI-Fad³lah (pemikiran tentang penduduk negara utama).

5.      Ibnu Sina (9801037 M)
Nama lengkapnya Abu Ali AI-Husein Ibnu Abdullah Ibnu Sina, lahir di Desa Afsyana dekat Bukhara, wafat dan dimakamkan di Hamazan. Beliau belajar bahasa Arab, geometri, fisika, logika, ilmu hukum Islam, teologi Islam, dan ilmu kedokteran. Pada usia 17 tahun, ia telah terkenal dan dipanggil untuk mengobati Pangeran Samani, Nuh bin Mansyur. Beliau menulis lebih dari 200 buku dan di antara karyanya yang terkenal berjudul Al-Qanūn Fi aṭ-Ṭ³b, yaitu
ensiklopedi tentang ilmu kedokteran dan Al-Syifā, ensiklopedi tentang filsafat dan ilmu pengetahuan



Menerapkan Perilaku Mulia

1. Menuntut ilmu seluas mungkin agar mengetahui informasi-informasi yang berkembang baik yang sudah lampau maupun yang akan datang. Hal ini bisa diperoleh dengan terus-menerus menuntut ilmu.
2. Mempelajari bahasa-bahasa asing dan menerjemahkan buku-buku berbahasa asing.
3. Melakukan penelitian tentang berbagai macam permasalahan yang ada di lingkungan kita. Karena dengan meneliti, permasalahan dapat diketahui penyebab dan penyelesaiannya.
4. Memberikan pengetahuan yang dimiliki kepada orang lain yang belum mengetahui.
5. Kreatif dan tekun dalam menggali ilmu pengetahuan agar mengetahui apa yang tersembunyi dan menghasilkan apa yang diinginkan.
Selasa 14 april 2020
Assalamualaikum wrwb
Selamat pagi anak2 ku.gmn kbr nya? Mudah2n dlm keadaan sehat walafiat.aamiin
Sebelum ke materi semuanya diharuslan tuk berdoa dulu dilanjutkan dengan membaca asmaaul busna.
Klo sudah baca asmaaul husna..
Ada gtugas nih dr bp.
Buat contoh dakwah
Tulis dibuku
Difotoin kirim ke bp melalui wa.
 Selamat mengerjakan